Blog Guru

Blog Guru Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Guru Indonesia Jago Ngeblog

Tema Gambar Slide 3

Guru Indonesia, Guru Kreatif , Ayo Berkarya melalui Blog

Sabtu, 02 Desember 2023

Guruku..

HGN SD NEGERI 21 SAWANG


Tepatnya tgl 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Begitu juga yang dilaksanakan pada SDN 21 Sawang turut memperingati dan merayakan dengan menggelar upacara bendera dengan petugas upacara seluruh dewan guru SDN 21 Sawang berkolaborasi dengan TK Satap SDN 21 Sawang.

Upacara hikmat dilanjutkan dengan acara perlombaan untuk memeriahkan HGN ini. Kembali pancaran tawa dari raut wajah dewan guru dan juga murid murid SDN 21 Sawang.











Serangkaian acara mengisi hari Guru Nasional disekolah terpencil kami. Menikmati menu sederhana yang kami bagikan kepada murid murid kami setelah lelah mengikuti perlombaan.  Diakhir acara ditutup dengan pembagian hadiah. Tawa riang guru guru dan murid murid kembali menjatuhkan air mata haruku sebagai seorang pemimpin yang masih sangat junior. Subhana Allah..semoga kekompakan dan kekeluargaan kami semakin erat terjalin.





Sukses untuk kita semua

Keluarga besar SDN 21 Sawang


 

MAULID NABI MUHAMMAD SAW

 GEMA SHALAWAT DI SDN 21 SAWANG



Tepatnya tanggal 7 November 2023 SD Negeri 21 Sawang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tema " Maulid Nabi Muhammad sabagai Momentum Meneladani Akhlaknya sebagai Suri Tauladan Kita Semua".

Acara dirancang dengan melibatkan Geuchik sekaligus komite sekolah. Konon menurut masyarakat ini merupakan acara maulid yang pertama sekali diadakan di SDN 21 Sawang, setelah sekian purnama. Oleh karena itu untuk menggelar acara ini dibutuhkan kolaborasi ekstra , selain alasan itu ekonomi masyarakat juga menjadi pertimbangan bagaimana acara tetap dapat terlaksana dengan tidak membebankan wali murid .

Alhamdulillah gema dzikir dapat berkumandang dari sebuah sekolah di desa Cot Lambideng yaitu SDN 21 Sawang. Serangkaian acara mengisi Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolah itu, termasuk pembagian bingkisan untuk siswa siswi yatim.











Rasa haru sebagai seorang pimpinan pada SDN 21 Sawang yang baru bertugas kurang lebih 5 bulan, berusaha menggerakkan, merangkul rekan, tokoh masyarakat untuk menggelar acara ini.

Terimakasih tak terhingga untuk semua pihak yang telah mensukseskan acara ini. 


Alhamdulillah...


Rabu, 30 Agustus 2023

Impian Sederhana

Impian Sederhana



Mengukir kisah bersama

Dengan berbagai judul cerita

Bersamamu 

Menjadi tinta dan buku


Aku ingin menjadi yang pertama

Melihat rambut gelap itu berubah warna

Aku ingin menjadi yang pertama

Mengamati kulit wajahmu mengendur termakan usia


Saat bagaskara menepi menjadi senja

Menikmati sempurnanya lukisan semesta

Bersamamu

Di lantai dan atap yang sama


Seumpama segala yang tak terpisah

Sesederhana yang selalu terlihat istimewa

Semewah pasang yang langka

Kita dan catatan menua di dalamnya


Aku ingin berbisik pada waktu

Biarkan aku memeluk mimpi sederhana itu

Biarkan aku menutup segalanya bersamamu



Kamis, 17 Agustus 2023

SDN 21 SAWANG

        Lentera di persawahan

Segarnya udara pagi yang kuhirup disini membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impian ku, impian membangun dan memajukan pendidikan didesa ini. 

SDN 21 Sawang  adalah sebuah sekolah dasar yang terletak di Jalan Lhok kree km 2 Desa Cot Lambideng Kec. Sawang , Kab. Aceh Utara. Bangunan sekolah yang terletak di depan sawah dan mentari pagi yang cerah mengawali kegiatan rutin pagi kami sebelum belajar. Diantaranya upacara bendera, senam, asma ul husna, yasin dan literasi. 



Dengan jumlah murid sebanyak 87 orang, sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang masih sangat muda yang merupakan lulusan Guru Penggerak Angkatan 1 Kab. Aceh Utara. Beliau bernama Intan Lestari, S. Pd. Jumlah guru dan operator pada sekolah ini berjumlah 15 orang. 

Program unggulan SDN 21 adalah Literasi, kepala sekolah yang masih baru sekitar 2 bulan menjalankan masa kerja pada sekolah tersebut memilih program unggulan tersebut setelah menganalisis kelemahan murid dibidang membaca. Penerapan Aset based thingking memanfaatkan aset yang ada yaitu menghidupkan perpustakaan sementara yang pada dasarnya ruang kantor guru lama. 

Tampak perpustakaan sebelum di tata


Tampak perpustakaan setelah di tata. 

Selain itu kami juga menghidupkan mading  sekolah. 
 Untuk meninggkatkan kompetensi guru secara intern kami menggalakkan program KKG sekolah di hari rabu. Kami sama sama saling berbagi ilmu terupdate yang kami miliki. 





Kami terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 21 Sawang dengan doa dan usaha  , semoga SDN 21 Sawang dapat memberikan cahaya seperti lentera.. Lentera di pedesaan. 


Salam Bahagia
Keluarga Besar SDN 21 Sawang




Perpisahan

 Pada hakikatnya semua yang hidup pasti akan mati. 

Yang bertemu pasti akan berpisah. 


Cepat atau lambat, perpisahan itu pasti terjadi.

Entah siapa yang akan lebih dulu pergi.

Entah Aku.

Entah kamu.

Entah kita berdua.

Waktu bersama tak mungkin diciptakan kalau tidak untuk dinikmati.

Saling menyayangi.

Saling mengingatkan.

Saling menjaga.

Jangan sampai kebersamaan rusak karena ego. Karena hal lain yang mungkin tidak lebih penting. Karena ketidaksadaran, bahwa waktu bersama mungkin saja berakhir sewaktu-waktu.

Kadang dan seringkali terjadi, penyesalan

hadir saat semuanya sudah berakhir.

Sebelum ada penyesalan, saat masih mungkin ada waktu ini saatnya memperbaiki segalanya.

Lebih mencintai orang-orang yang hadir

di dalam kehidupan.

Lebih menghargai.. Lebih mementingkan..

Karena bukan sebuah kebetulan

Aku dan kamu dipertemukan.

Dan bukan suatu kebetulan juga, jika saatnya sudah tiba Aku dan Kamu dipisahkan

Love you all who have came ini my live



Sabtu, 10 September 2022

Koneksi Antar Materi

 Koneksi Antar Materi Modul 1 dan 2

oleh 

CPP A7 Gel 3 Aceh Utara - Intan Lestari, S.Pd



Menurut Pilosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Pembelajaran yang memerdekakan adalah pembelajaran yang menuntun murid menunjukkan potensinya , Karena pembelajaran yang memerdekakan  menciptakan weel being murid. Murid belajar dengan nyaman tanpa tekanan. Pembelajaran menggunakan sistem Among/ momong penuh kasih sayang. Segala pembiasan yang menciptakan ke arah kebajikan .

Untuk mencapai pembelajaran yang memerdekakan tentunya dibutuhkan cara - cara atau prakarsa perubahan yang dapat mendukung proses kegitan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Prakarsa perubahan ini dilaksanakan untuk memberikan dampak kepada murid. Prakarsa perubahan dapat juga disebut dengan praktik baik.

Prakarsa perubahan dapat dirancang dengan canvas ATAP .










Untuk mempertahankan keberlanjutan sebuah prakrsa perubahan tentunya harus melibatkan elemen - elemen tertentu. Sehingga pembiasaan - pembiasaan buah dari prakarsa tersebut dapat terus berjalan dan semakin baik. Oleh karena perlu ada rencana, tahapan , evaluasi, dan refleksi. Untuk menyusun prakarsa yang telah dirancang dengan canvas atap dapat digali lagi dengan menggunakan Inquiri Apresiatif dalam bentuk managemen BAGJA, yang di dalamnya akan terlibat pihak - pihak tertentu mendukung sebuah prakrsa perubahan tersebut.




Dalam membuat sebuah prakarsa perubahan tentunya terdapat tantangan , untuk itu perlu diadakan komunikasi agar tantangan - tantangan itu mendapatkan solusi. Untuk mencari solusi - solusi itu dengan membuat sebuah Fasilitasi. 



1. Konsep Fasilitasi

Fasilitator dan fasilitasi berasal dari kata facile dalam bahasa latin yang berarti mudah. Secara etimologi, fasilitasi diturunkan dari kata dasar to facilitate (kata kerja) dalam bahasa Inggris yang berarti membuat sebuah aksi atau proses menjadi lebih mudah. Memfasilitasi dapat diartikan sebagai proses yang memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan. Fasilitasi berarti menjembatani orang-orang dalam mengungkapkan pendapat, menggali ide, menyelaraskan pemahaman dan mengambil keputusan atau kesepakatan melalui langkah-langkah praktis. Fasilitator adalah orang yang melakukan fasilitasi.



Pada dasarnya, proses fasilitasi merupakan proses:


Mendapat informasi --------> Memecahkan masalah ---------> Mengambil kesimpulan —----> membuat kesepakatan/keputusan bersama.

Fasilitasi tersebut bertujuan :

a. Langkah-langkah praktis yang memudahkan kelompok mencapai tujuan.

b. Memampukan anggota kelompok mengungkapkan pandangan tentang masalah yang mereka hadapi bersama.

c. Memampukan kelompok untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi bersama.

d. Memampukan peserta mengambil keputusan atau kesepakatan bersama untuk ditindaklanjuti bersama.
 
Sikap dasar Faislitasi

1) Kesadaran diri.

Memiliki kesadaran diri untuk hadir sepenuhnya mendampingi kelompok agar tujuan mereka tercapai. Memiliki kesadaran diri berarti menerima segala perbedaan, memberi waktu bagi otak untuk berpikir, mengelola emosi, fleksibel dan bersiap terhadap dinamika yang mungkin akan terjadi dalam sebuah kelompok.

2) Demokratis

Sikap demokratis memungkinkan seorang fasilitator menghargai perbedaan, keberagaman, toleransi, dialektis, saling memahami, menjalin hubungan yang positif dan mendorong kelompok mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

3) Sistematis

Berpikir sistematis memungkinkan fasilitator membuat proses menjadi terstruktur dan terukur. Hal ini berguna agar fasilitasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ini termasuk menyiapkan lingkungan yang sehat bagi kelompok.


4) Observatif

Melihat dan memetakan kebutuhan individu atau kelompok dengan jelas, menerima umpan balik, mendengarkan orang lain dengan perhatian sebanyak mungkin, dan menangkap sudut pandang yang berbeda untuk membantu kemajuan kelompok. Observasi dapat membantu fasilitator mengamati bagaimana konflik/ perbedaan pendapat terjadi, kapan harus mengintervensi, bagaimana cara mengintervensi dengan tepat dan kapan kelompok membutuhkan jeda.

5) Empati


Memahami situasi dan kesulitan yang terjadi, memahami latar belakang dan konteks budaya setempat dimana kelompok berada, reflektif, agar dapat membantu anggota kelompok lebih terbuka terhadap perubahan.

6) Percaya diri

Memampukan diri, mempunyai semangat dan daya lenting, melihat peluang, mengambil risiko dan mengatasi hal-hal yang tidak terduga, serta mengungkapkan konsekuensi dengan jujur.

7) Berpikiran terbuka

Setiap pertemuan dengan kelompok akan menghadirkan tantangan yang berbeda sehingga harus siap untuk beradaptasi. Fasilitator tidak harus memiliki semua jawaban, menahan diri untuk tidak mengajari, dan percaya bahwa orang lain memiliki sumber daya dalam diri mereka untuk menemukan jawaban mereka sendiri atas masalah yang mereka hadapi.

8) Obyektif

Kejelasan menjadi dasar pengetahuan fasilitator terhadap kelompok yang akan difasilitasi. Misalnya bagaimana situasi yang terjadi di dalam kelompok, apa yang akan dibicarakan oleh kelompok, dan berapa jumlah peserta kelompok. Berdasarkan data tersebut, fasilitator dapat dengan netral menentukan ruang lingkup, sumber belajar yang mendukung, durasi yang dibutuhkan, alat bantu yang digunakan, dan bagaimana proses fasilitasi akan berlangsung.

9) Fokus
Berkonsentrasi dalam memfasilitasi kelompok mencapai tujuan. Perhatikan detail untuk mendapatkan petunjuk yang bagi kebanyakan orang tidak terlihat, mengetahui adanya distraksi dan cara mengatasi distraksi. Menyisipkan satu atau dua humor kecil juga dapat membantu kelompok untuk menurunkan ketegangan dan mengembalikan fokus anggota kelompok.


Kompetensi Dasar Fasilitator


Dalam memfasilitasi pertemuan, Pengajar Praktik perlu memiliki kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk bisa memandu jalannya pertemuan hingga tujuan tercapai. Kompetensi terdapat pada tabel berikut:



Kompetensi Dasar

Penjelasan singkat

Partisipasi

Kemampuan untuk menggali pemikiran terbaik anggota kelompok. Tujuannya agar anggota kelompok menjadi lebih berani dalam mengangkat masalah yang sulit dan belajar bagaimana membagikan ide mereka. Anggota kelompok menjadi lebih mahir dalam menemukan dan mengakui keragaman pendapat dan latar belakang yang melekat pada setiap anggota kelompok.



1. Mendorong semua anggota dapat mengungkapkan pemikirannya, atau paling tidak menyatakan persetujuan/ketidaksetujuan mereka terhadap pendapat dan ide dari anggota kelompok lain.

2. Mengumpulkan informasi yang relevan dari pemikiran anggota kelompok

3. Dan sebagainya. Contoh:

“Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu tentang ...?” “Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara agar....?” “Apakah kita bisa menyepakati hasil pertemuan ini?” “Apakah maksud pernyataan Bapak/Ibu seperti....”?


Interaksi

Kemampuan untuk mengatur proses belajar yang kondusif, dan membangun dinamika yang sehat antar anggota kelompok. Tujuannya :

1. Melibatkan anggota kelompok untuk menghasilkan kesepakatan belajar dan komitmen untuk mematuhinya.

2. Melakukan rapid assessment

agar setiap anggota kelompok dapat saling menghargai dan saling terbuka.

3. Mendorong anggota kelompok terlibat mengambil peran dalam proses fasilitasi.

4. membangun dinamika dialog dengan seluruh peserta

5. Mendorong anggota kelompok saling berbagi satu sama lain.

6. Mengatur lalu lintas anggota yang berbicara atau bertindak.

7. Dan sebagainya



Contoh:

“Apa harapan Bapak/Ibu dalam pertemuan ini?” “Setelah Bapak/Ibu A, lanjut ke Bapak/Ibu B.”

“Sepakati siapa yang akan berbagi hasil diskusi kelompok”. “Apakah ada yang punya pendapat/ usulan yang berbeda?” “Apakah yang lain setuju dengan usulan Bapak/Ibu A?” “Siapa yang bisa membantu Bapak/Ibu A untuk menempelkan post-id?”


Visualisasi

Kemampuan menggunakan berbagai alat bantu visual. Tujuannya mendorong partisipasi, interaksi dan agar anggota kelompok tidak tertinggal informasi apapun.


Daring

Menggunakan aplikasi seperti Padlet, Jamboard, Mentimeter, PowerPoint/ slides, dan sebagainya.


Luring

Menggunakan post-it, kertas plano, metaplan, proyektor untuk menayangkan Power Point/ slides, dan sebagainya.


Dalam beberapa hal, alat bantu visual daring dapat digunakan juga untuk fasilitasi dengan moda luring, misalnya jamboard dan Power Point. Yang harus dipastikan adalah ketersediaan koneksi internet dan perangkat yang digunakan oleh anggota kelompok.



Dinamisasi


Seorang fasilitator harus mampu mendinamisasi rapat/sesi ketika terjadi perdebatan alot diantara anggota kelompok atau bahkan mengarah kepada hal-hal subjektif. Atau sebaliknya, ketika kelompok cenderung pasif sehingga fasilitator harus menghidupkan suasana agar kelompok yang difasilitasi menjadi aktif.

Ada beberapa cara untuk mendinamisasi forum/sesi agar berjalan sesuai yang direncanakan untuk mencapai tujuan bersama



1. Ice breaking atau games yang bertujuan menghidupkan suasana.

2. Mengajak peserta untuk berpikiran terbuka dan mampu menerima pendapat orang lain.

3. Mengajak untuk peserta untuk berpikir objektif dan menghilangkan unsur subjektif dalam setiap argumen/pernyataan yang disampaikan di rapat/sesi

4. Menarik persamaan pendapat peserta yang berdebat dan memisahkannya dengan perbedaan yang diperdebatkan, sehingga perbedaan dapat terlokalisir dan lebih mudah mengambil jalan tengah


Konklusi

Seorang fasilitator dituntut untuk mampu menarik kesimpulan rapat/sesi, namun juga harus membaginya secara demokratis, sehingga kesimpulan rapat/sesi merupakan kesimpulan bersama, bukan kesimpulan fasilitator.


Dalam sebuah rapat atau sesi, seorang fasilitator harus mampu mengambil kesimpulan dari seluruh pendapat dan argumen peserta rapat/sesi. Kemampuan tersebut meliputi :

1. Mampu menyimpulkan diskusi dengan tepat dan singkat

2. Menarik insight/pembelajaran selama diskusi

3. Merefleksikan apa yang sudah baik dan perlu diperbaiki

4. Meminta umpan balik

Demikianlah Pemaparan saya terkait Koneksi Antar Materi modul 1 dan 2 dan kaitannya dengan fasilitasi.

Wassalam
Salam Bahagia  





Selasa, 06 September 2022

Koneksi Antar Materi Penerapan Prinsip Yang Memerdekakan

 



Pembelajaran yang Memerdekakan



“Pendidikan merdeka itu … berdaya upaya dengan sengaja untuk

memajukan hidup – tumbuhnya budi-pekerti (rasa – pikiran, roh)

dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan, dan pembiasaan

jangan disertai perintah dan paksaan” (Ki Hadjar Dewantara).


Cara mendidik dibagi menjadi enam bagian:


1. Teladan

2. Pembiasaan

3. Pengajaran

4. Perintah, paksaan, dan hukuman

5. Laku (Sikap Utama)

6. Pengalaman lahir dan batin.


Implementasi Memerdekakan dapat di jabarkan :





Isu terkait pemahaman dan penerapan prinsip Pendidikan yang Memerdekakan yang terjadi di sekolah tempat saya bertugas yaitu Sekolah saya sudah melakukan Program - program yang berpihak kepada murid sejak saya mengikuti Program Pendidukan Guru Penggerak walaupun belum 100 persen. Persentasenya hanya sekitar 50% . Pembelajaran yang memerdekakan kami lakukan dengan melakukan pembelajran di luar kelas. Saya pribadi sebagai guru penggerak mengajak murid mengamati lingkungan sekitar saat belajar IPA, bahkan pelajaran Matematika pun saya ajak keluar dengan menghitung batu untuk mengajarkan konsep dasar perkalian. Praktik saya ini saya bagikan dan dilakukan oleh beberapa rekan. Ibu wali kelas 2 juga ikut menerapkan beliau mengajak anak keluar kelas . berdiri di samping lapangan dan mengajak anak - anak menghitung kendaraan dan melakukan proses penjumlahan dan pengurangan. Proses pembelajaran ini sudah kami anggap memerdekakan karena anak sudah merasa BAHAGIA. Selain itu pada proses pembelajaran lain di kelas saya sudah mulai menerapkan pembelajran berdiferensiasi saya memberikan bahan atau konten materi sesuai minat anak. Saya sudah memetakan mana murid saya yang hobi olah raga, sains, dan kesenian.

Selain itu saya dan beberapa rekan yang memilki kesamaan sudah membuat kesepakatan kelas yang berpihak pada murid. Dengan membuka ruang murid mengajukan ide ide kesepkatan yang akan disepakati.

Inilah Koneksi Antar Materi yang dapat saya paparkan sesuai dengan isu yang terjadi di tempat saya bertugas.

Terimakasih

Semoga bermanfaat

Salam BAHAGIA